seputar angkasa danStudi Baru : Hampir Seluruh Galaksi Memiliki Lubang Hitam Supermasif-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Ilustrasi lubang hitam


Para astronom telah menemukan sebuah lubang hitam supermasif, yang memiliki massa sekitar 17 miliar kali lebih besar dari massa Matahari, pada sebuah galaksi yang berukuran tidak terlalu besar. Hal ini lantas membuat para astronom berpikir bahwa lubang hitam supermasif mungkin jauh lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Seperti yang diketahui sebelumnya, lubang hitam supermasif hanya terdapat di setiap pusat sebuah galaksi, termasuk galaksi kita, Bima Sakti. Lubang hitam sendiri adalah sebuah benda dengan gravitasi yang amat sangat kuat sehingga bahkan foton cahaya tidak dapat melarikan diri dari tarikan gravitasinya. Cahaya saja tak dapat lolos, sehingga benda ini sangat gelap, maka disebutlah lubang hitam (black hole).

Lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan sejauh ini memiliki massa sekitar 21 miliar kali lebih besar dari massa Matahari. Sebagai perbandingan, lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti, bernama Sagitarius A*, memiliki massa sekitar 4 juta kali massa Matahari.

Sementara itu, lubang hitam supermasif yang baru ditemukan para astronom ini terletak di sebuah galaksi yang agak terisolasi dan berukuran tidak terlalu besar yang dikenal sebagai galaksi NGC 1600. Galaksi ini telah dipelajari para astronom sebagai bagian dari survei 100 galaksi yang terletak tidak jauh dari 300 juta tahun cahaya dari Bumi.

"Dari 100 galaksi yang kami survei, hampir seluruh galaksi ini mungkin memiliki lubang hitam supermasif di pusat-pusat mereka. Selanjutnya kami ingin tahu seberapa besar lubang hitam pada galaksi-galaksi ini, dan apakah ada yang lebih besar dan lebih kuat seperti yang kami temukan di NGC 1600," tulis astronom Chung-Pei Ma dari Universitas California Berkeley seperti dikutip dari Discovery News.

Lubang hitam supermasif di galaksi NGC 1600 berukuran sangat besar. Kira-kira 10 kali lebih besar dari yang para astronom perkirakan sebelumnya. Biasanya, lubang hitam supermasif bisa mencapai sekitar 0,2 persen dari massa galaksi induknya. Sedangkan lubang hitam NGC 1600 cukup aneh, ia mencapai 2,1 persen dari massa galaksi induknya!

Chung-Pei dan rekan-rekannya percaya bahwa NGC 1600 sebenarnya adalah sisa quasar. Sebuah quasar adalah fase yang paling aktif dari lubang hitam supermasif; ketika material-material 'tersedot' lubang hitam, lubang hitam akan memanas dan memancarkan jet yang kuat dan bercahaya. NGC 1600 mungkin pernah sangat terang, tetapi saat ini sudah jauh lebih redup.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal  Nature pekan ini.

More about seputar angkasa danStudi Baru : Hampir Seluruh Galaksi Memiliki Lubang Hitam Supermasif-BLOG SEPUTAR ANGKASA

seputar angkasa danAstrofisikawan Menciptakan Model Rinci Planet Kesembilan-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Komposisi planet kesembilan


Sepasang astrofisikawan telah menciptakan model rinci Planet kesembilan untuk menentukan sifat fisik dari dunia misterius ini, jika benar-benar ada.

Kedua ahli evolusi planet di Swiss telah memperkirakan bahwa planet ini lebih kecil 'planet raksasa es Neptunus' dengan radius sekitar 3,7 kali Bumi.


Hasil mereka mungkin menjelaskan mengapa Planet kesembilan belum terdeteksi, dan para peneliti mengatakan bahwa teleskop masa depan seperti Large Synoptic Survey Telescope di Chile satu hari bisa mengkonfirmasi atau mengesampingkan keberadaan planet ini.

Setelah mendengar dari kemungkinan adanya planet kesembilan, profesor Christoph Mordasini dan Esther Linder dari University of Bern mencari jawaban.

'Bagi saya kandidat Planet kesembilan adalah objek dekat, meskipun berjarak sekitar 700 kali lebih jauh dari jarak antara Bumi dan Matahari, "kata Esther Linder, mahasiswa PhD di University of Bern, yang biasanya menyelidiki pembentukan exoplanets muda .

Para peneliti menciptakan model untuk Planet kesembilan didasarkan pada asumsi bahwa itu adalah versi yang lebih kecil dari Uranus dan Neptunus.

Planet kesembilan dianggap setara dengan 10 massa Bumi, sehingga diperkirakan radiusnya 3,7 kali dari planet kita. Dan suhunya sekitar -226 � C, atau 47 Kelvin.

"Ini berarti bahwa emisi planet didominasi oleh pendinginan inti, jika suhunya hanya 10 Kelvin," papar Linder.

'Kekuatan intrinsiknya sekitar 1000 kali lebih besar dari kekuatan yang diserap.'

Para peneliti membuat model yang menunjukkan apa yang mereka pikir menjadi komposisi dari Planet 9.

Dalam penjelasan sederhana, mereka mengatakan planet ini akan memiliki inti pusat yang terdiri dari besi, yang dikelilingi oleh mantel silikat. Di luar ini, para peneliti berspekulasi bahwa mungkin ada lapisan es air, yang kemudian dikelilingi oleh amplop hidrogen / helium.
More about seputar angkasa danAstrofisikawan Menciptakan Model Rinci Planet Kesembilan-BLOG SEPUTAR ANGKASA

seputar angkasa danKeindahan aurora borealis di Langit Finlandia-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Cahaya utara di langit Laplandia, Finlandia. Kredit: Alexander Kuznetsov


Cahaya utara atau aurora borealis merupakan sebuah peristiwa langit yang cantik berupa pancaran cahaya yang menyala-nyala di atmosfer sekitar lingkaran Arktik. Momen indah ini berhasil diabadikan oleh Alexander Kuznetsov di provinsi Laplandia, Finlandia.

Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).

Di Bumi kita, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (?'???? b??i'�l?s/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Romawi, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas.

Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara Maret dan April serta September dan Oktober. Sementara fenomena aurora di kutub Selatan dikenal dengan Aurora Australis, mempunyai sifat-sifat yang serupa. Tapi kadang-kadang aurora australis muncul di puncak gunung di iklim tropis.


Aurora australis di langit Christchurch, Selandia Baru. Kredit: Paul Wilson


Orang-orang zaman dulu sering menganggap fenomena aurora sebagai tanda peperangan atau penyakit yang menakutkan karena pada umumnya aurora berwarna merah. Namun sering kemajuan zaman, peristiwa ini dapat dibuktikan secara ilmiah dan menjadi peristiwa unik tersendiri yang dapat diabadikan.

Penyebab aurora sendiri adalah atom-atom dan molekul dari angin surya yang bersatu dan bertumpuk di udara. Ketika membentur ionosfer, partikel tersebut terhisap oleh medan magnet Bumi di sekitar kutub utara dan selatan. Aurora akan terlihat pada malam hari dan cahayanya terlihat "turun." Lalu akan muncul pita-pita cahaya yang melengkung di atasnya, sehingga memunculkan cahaya yang terang benderang.

Karena aurora merupakan peristiwa yang terjadi akibat interaksi antara medan magnet Bumi dengan angin surya, maka aurora hanya terjadi di sekitar kutub Bumi saja. Untuk wilayah ekuator, aurora jarang bahkan tidak pernah muncul. Termasuk di Indonesia.

More about seputar angkasa danKeindahan aurora borealis di Langit Finlandia-BLOG SEPUTAR ANGKASA

seputar angkasa danPlanet Pengembara Mirip Jupiter Kembali Ditemukan Oleh Astronom-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Ilustrasi Planet Pengembara Yang Mirip Jupiter. Kredit : dailymail.co.uk


Para astronom telah menemukan planet muda pengembara yang mengambang bebas di luar angkasa. Planet ini dijuluki 2MASS J1119�1137, berusia sekitar 10 juta tahun - praktis masih bayi pada skala waktu galaksi.

Peneliti berharap dunia misterius yang tidak memiliki bintang ini bisa membantu mereka lebih memahami bagaimana planet terbentuk di luar tata surya.

Planet ini diperkirakan memiliki massa antara empat dan delapan kali massa Jupiter dan berada sekitar 95 tahun cahaya dari Bumi. Tanda cahaya unik planet itu ditemukan dengan menggunakan data dari NASA Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) dan teleskop berbasis darat lainnya.

"Ia memancarkan lebih banyak cahaya di bagian inframerah dari spektrum lainnya jika sudah tua dan didinginkan," kata pemimpin penulis Kendra Kellogg, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Western Ontario.

Menurut Carnegie Jacqueline Faherty, tantangan dengan mengidentifikasi objek langka seperti ini membedakan mereka dari banyak penyusup potensial.

Banyak bintang yang lebih tua dan  merah yang berada di sudut-sudut jauh dari galaksi kita dapat menampilkan karakteristik yang sama seperti objek planet dekat, "kata Faherty.

Untuk memastikan temuan mereka itu benar, tim memeriksa hasil mereka menggunakan Flamingo-2 spektrograf instrumen pada teleskop Gemini di Chile.


Asosiasi bintang TW Hydrae


"Kami segera menegaskan bahwa 2MASS J1119-1137 sebenarnya objek muda bermassa rendah di lingkungan surya, dan bukan bintang merah raksasa jauh," kata Western Stanimir Metchev.

Selanjutnya, tim ingin menentukan umur yang tepat dari objek ini.

'Pengamatan Gemini kami hanya menunjukkan bahwa benda itu lebih muda dari sekitar 200 juta tahun, "kata Metchev.

"Jika itu jauh lebih muda, itu benar-benar bisa menjadi planet mengambang bebas seperti Jupiter kita , namun tanpa bintang induk.'

Bagian akhir dari teka-teki ini disumbangkan oleh Carnegie Jonathan Gagne menggunakan Fire spectrograph di teleksop Carnegie's Baade di Chile.

Data membantu mengungkapkan bahwa planet ini milik kelompok termuda dari bintang di lingkungan Matahari kita.

Kelompok ini berisi sekitar dua lusin bintang berusia 10 juta tahun, semua bergerak bersama-sama melalui ruang, dan secara kolektif dikenal sebagai asosiasi TW Hydrae.


More about seputar angkasa danPlanet Pengembara Mirip Jupiter Kembali Ditemukan Oleh Astronom-BLOG SEPUTAR ANGKASA

seputar angkasa danMenjelang Mei 2016 Planet Mars Akan Terlihat Sangat Terang-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Planet Mars. Kredit: NASA/JPL-Caltech


Menjelang Mei 2016 ini, Planet Mars--planet tetangga Bumi kita--akan muncul dengan cahaya paling terang, lebih tepatnya superterang, dalam satu dekade terakhir. Dan momen ini adalah momen terbaik untuk melihatnya baik dengan mata telanjang maupun dengan teleskop!

Dilansir dari Space, ini merupakan peristiwa yang cukup langka, penduduk Bumi tidak terlalu sering melihat Mars dengan cahaya superterang daripada yang akan terjadi tahun ini. Biasanya, pengamat langit di Bumi hanya melihat Mars yang nampak bagai titik atau bintang oranye kemerahan yang kecil dengan mata telanjang.

Apa nama peristiwa langit ini? Mungkin sudah tidak asing bagi beberapa orang: oposisi Mars! Dalam Tata Surya, planet-planet bergerak mengelilingi Matahari. Dan itulah yang dilakukan oleh Bumi dan Mars. Keduanya bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk elips dan Matahari berada pada salah satu titik fokus elipsnya.

Dalam pergerakan mereka mengelilingi Matahari, ada kala ketika kedua planet berpapasan dekat dan berada segaris dengan Matahari dengan Bumi berada di antara Mars dan sang bintang induk yang kita kenal sebagai peristiwa oposisi Mars. Oposisi Mars terjadi setiap 26 bulan dan ketika oposisi Mars terjadi, kedua planet juga berada pada jarak terdekatnya. Menariknya, tidak semua oposisi Mars sama: oposisi terdekat hanya terjadi dalam siklus 15 sampai 17 tahun.

Ini benar-benar akan menjadi tahun yang menarik untuk mengamati Mars. Planet Merah akan tampak lebih besar dan lebih terang pada bulan Mei 2016 daripada hampir 13 tahun terakhir ini. Namun jangan berpikir Mars akan muncul sebesar Bulan Purnama, kenampakan Mars yang dikatakan lebih besar hanya bisa dilihat dengan teleskop. Pengamatan dengan mata hanya akan melihat Mars yang sedikit lebih terang.

Pada oposisi Mars di Mei 2016 ini, Mars akan muncul dua kali lebih terang dan 18 persen lebih besar dari pada oposisi sebelumnya, yang terjadi pada pada bulan April 2014. Bahkan, dari akhir April 2016 sampai pertengahan Juli 2016, Mars akan berada lebih dekat dengan Bumi sejak tahun 2003.

Karena orbit kedua planet ini (Bumi & Mars) jelas bukan lingkaran, Mars tidak akan berada pada titik paling dekat dengan Bumi sampai lebih dari seminggu kemudian, yakni 30 Mei 2016. Pada hari itu, planet Mars "hanya" berjarak 75.300.000 kilometer dari Bumi, atau 17,1 juta km lebih dekat daripada oposisi tahun 2014.

Pada tanggal 4 Juli 2016, lebih dari sebulan setelah oposisi Mars tahun ini, planet ini akan berada di ekuinoksnya. Jadi ketika Anda melihat Mars melalui teleskop, Anda bisa melihat hampir keseluruhan wajah Planet Merah dari kutub ke kutub yang menghadap Bumi.

Bagaimana Pengamatan di Indonesia?

Dari Indonesia, Planet Merah sebenarnya sudah bisa diamati sejak Januari 2016, kedudukannya berada di langit Timur. Sekali lagi, Mars hanya akan nampak bagai bintang oranye kemerahan di langit jika Anda mengamatinya dengan mata telanjang. Untuk membedakannya dengan bintang sungguhan; cahaya Mars tidak berkelap-kelip.

Ketika oposisi tanggal 30 Mei 2016, Mars akan terlihat mulai pukul 18:11 hingga keesokan hari pukul 05:25 waktu lokal daerah Anda. Planet Merah akan mencapai titik tertinggi di langit sekitar pukul 23:46 waktu lokal daerah Anda, yakni pada ketinggian 74� di atas horison Selatan Anda.

Juga ketika oposisi Mars berlangsung, penduduk Indonesia bisa mulai melihat Mars di langit Timur pada pukul 19:00 waktu lokal daerah masing-masing, saat itu Planet Merah ini sudah berada lebih tinggi dari 10� dari horison Tenggara.

Magnitudonya ketika oposisi adalah sekitar -2, yang artinya sama terangnya dengan magnitudo Planet Jupiter saat ini. Mars akan lebih mudah ditemukan di langit dengan angka magnitudo tersebut, karena semakin kecil angka magnitudo maka semakin terang sebuah benda langit. Sebagai perbandingan, magnitudo Bulan adalah -12.

Apakah Ada Dampak Negatifnya?

Tidak, tidak akan ada penurunan gravitasi atau bencana kiamat. Ini adalah peristiwa biasa yang terjadi secara rutin di Tata Surya akibat orbit planet yang elips. Dampak negatif tidak akan timbul akibat dari oposisi Mars, ini justru kesempatan terbaik untuk mengobservasi planet tetangga kita.

Planet Merah yang jadi tetangga Bumi tersebut memang selalu menarik perhatian semenjak Christian Huygens menggambar sketsa permukaannya pada tahun 1659. Mars kemudian menjadi dunia impian untuk keberadaan kehidupan lain di luar Bumi. Pencarian pun dilakukan untuk bisa menemukan tanda-tanda kehidupan di planet tersebut. Berbagai misi pun diluncurkan untuk menelusuri jejak kehidupan di Mars.

Tidak hanya pencarian kehidupan di Mars, lembaga sekaliber NASA pun sangat berambisi untuk mendaratkan manusia di sana, yang direncanakan akan dimulai pada tahun 2030an. Apakah misi tersebut akan berhasil? Atau mengalami masalah seperti misi Ares 3 pada film fiksi-ilmiah The Martian? Kita tunggu saja.

Dan sambil menunggu, mari bersiap mengamati Oposisi Mars!

More about seputar angkasa danMenjelang Mei 2016 Planet Mars Akan Terlihat Sangat Terang-BLOG SEPUTAR ANGKASA

seputar angkasa danNASA Memutuskan Live Streaming, Ketika Penampakan UFO Kembali Terlihat Dekat ISS-BLOG SEPUTAR ANGKASA



Ini adalah momen saat sebuah penampakan UFO terlihat dalam live streaming NASA di ISS kemudian siaran itu di putus tanpa penjelasan yang jelas.

Pemburu alien yang tidak disebutkan namanya melihat penampakan UFO sambil menonton live feed dari Stasiun Luar Angkasa Internasional awal pekan ini.

Yang menjadi aneh adalah saat objek misterius ini muncul, live feed ISS tiba-tiba mati selama hampir satu jam.

UFO ini terlihat jelas muncul di atas cakrawala Bumi sebelum "menghilang sama sekali dari pandangan".

Pengamat UFO mengatakan bahwa kecepatan objek itu harus di puluhan ribu mil per jam."




More about seputar angkasa danNASA Memutuskan Live Streaming, Ketika Penampakan UFO Kembali Terlihat Dekat ISS-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Galaksi Misterius Ini Sebenarnya Terdiri Dari 99,99 Persen Materi Gelap

Para astronom memotret galaksi ultradifus Dragonfly 44 menggunakan Gemini Multi-Object Spectrograph (GMOS) pada teleskop Gemini North di Mauna Kea, Hawaii.

intipluarangkasa ~ Para astronom telah menemukan sebuah galaksi sebesar Bima Sakti yang hampir seluruhnya terdiri dari materi gelap, suatu zat misterius dan tak terlihat yang para ilmuwan telah mencoba untuk mencari tahunya selama beberapa dekade. Di galaksi ini, hanya seperseratus dari satu persen penyusunnya terbuat dari materi yang terlihat seperti bintang dan planet. Sisanya 99,99 persen lainnya terbuat dari hal-hal yang tidak dapat dilihat.



Tidak ada yang tahu materi gelap terbuat dari apa, tetapi para ilmuwan percaya mereka ada karena efek gravitasi zat misterius ini dapat terlihat pada hal-hal lain di luar angkasa. Apapun itu, sekitar 80 persen dari massa di alam semesta adalah materi gelap.

Galaksi gelap ini, bernama Dragonfly 44, pertama kali terdeteksi pada tahun 2015, melalui penggunaan Array Dragonfly Telephoto di New Mexico. Dengan kombinasi delapan lensa tele dan kamera, array ini dirancang untuk melihat benda-benda di ruang angkasa yang tidak cukup terang untuk melihat dengan teleskop lainnya.

Dragonfly 44 adalah salah satu dari 47 galaksi ultradiffuse, atau "halus" yang ditemukan oleh Pieter van Dokkum dari Universitas Yale dan rekannya di Cluster Coma, cluster galaksi yang terdiri dari setidaknya 1.000 galaksi yang berjarak sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi.  

Jarak ini tergolong dekat dan cukup mudah dilihat oleh teleskop; Teleskop luar angkasa Hubble dapat melihat miliaran tahun cahaya. Tapi tidak ada yang dapat melihat galaksi ini sebelum. Dragonfly 44 adalah salah satu galaksi terbesar dan paling terang yang mereka temukan. Tapi walaupun galaksi ini sebesar Bima Sakti, ia hanya memancarkan cahaya sekitar 1 persen dari Bima Sakti.

Capung Alam Semesta

Van Dokkum dan timnya kemudian menyadari bahwa ada sesuatu yang sangat aneh tentang Dragonfly 44: galaksi yang sebesar ini tidak mungkin tertahan bersama-sama dengan hanya memiliki beberapa bintang. Tidak ada kekuatan gravitasi yang cukup dan bintang-bintangnya akan saling menjauh.  

Mereka menduga bahwa materi gelap bertanggung jawab untuk mengikat galaksi ini bersama-sama, dan galaksi aneh ini tampak seperti berisi berton-ton materi gelap, sehingga mereka memutuskan untuk menentukan dengan tepat berapa banyak materi gelap dalam galaksi ini.


Untuk menyelidiki jumlah materi gelap di Dragonfly 44, tim beralih ke salah satu teleskop terbesar di Bumi, yang terletak di Observatorium W. M. Keck di Mauna Kea, Hawaii. Mereka menggunakan alat pada teleskop Keck II yang disebut Deep Imaging Multi-Object Spectrograph (DEIMOS) untuk mempelajari pergerakan bintang di galaksi ini.

"Gerakan dari bintang-bintang memberitahu Anda berapa banyak materi ada disana," kata van Dokkum dalam sebuah pernyataan. "Mereka tidak memberitahu seperti apa bentuknya, mereka hanya memberitahu bahwa itu ada disana. Di Dragonfly, bintang-bintang bergerak sangat cepat. jadi ada perbedaan besar: menggunakan Keck Observatory, kami menemukan lebih banyak massa yang ditunjukkan oleh pergerakan dari bintang, daripada massa yang ada di bintang-bintang itu sendiri ".

Dengan kata lain, van Dokkum dan timnya menemukan bukti lebih banyak massa di galaksi ini dari mereka benar-benar bisa lihat. Hanya 0,01 persen galaksi ini terbuat dari materi biasa yang terlihat: hal-hal yang terbuat dari atom yang mengandung proton, neutron dan elektron. Tapi 99,99 persen lainnya adalah materi gelap yang selalu sulit dipahami.

Sebuah Noda Kotor Di Ruang Angkasa

Tim kemudian pergi ke Gemini Observatory, juga di Mauna Kea, untuk mengambil foto baru dari Dragonfly 44. Menggunakan Gemini Multi-Object Spectrometer (GMOS), mereka menciptakan gambar warna galaksi. Galaksi redup dan bulat ini terlihat seperti noda kotor di antariksa.


Gambar baru dari GMOS juga mengungkapkan halo dari gugus bintang yang mirip dengan halo di sekitar Bima Sakti. Beberapa peneliti percaya bahwa materi gelap bisa bertanggung jawab untuk halo cahaya di sekitar galaksi. Jika benar, ini berarti bahwa materi gelap mungkin tidak gelap sama sekali. 
More aboutGalaksi Misterius Ini Sebenarnya Terdiri Dari 99,99 Persen Materi Gelap

Bagaimana Cara Kita Mengunjungi Proxima b?

Ilustrasi probe mini Breakthrough Starshot yang akan dikirim ke Proxima Centauri

intipluarangkasa ~ Sebuah planet yang berpotensi mirip Bumi telah ditemukan mengorbit sebuah bintang yang terletak tepat di sebelah matahari kita. Apakah manusia bisa mengirim probe ke sana secepat mungkin?

Planet yang baru ditemukan, dikenal sebagai Proxima b, mengorbit bintang Proxima Centauri, bintang terdekat dengan matahari. Proxima Centauri berjarak sekitar 4,22 tahun cahaya - atau 25 triliun mil (40 triliun kilometer) - dari Bumi.




Itu jarak yang menakutkan. Tapi sebuah proyek di umumkan awal tahun ini bertujuan untuk mengirim probe miniatur supercepat ke Proxima Centauri, pada sebuah perjalanan yang akan memakan waktu sekitar 20 tahun. Dengan ditemukannya Proxima b, pendiri inisiatif makin bersemangat untuk segera pergi kesana.

Sebuah Perjalanan Yang Panjang

Pada 2015, NASA New Horizons menyelesaikan perjalanannya sejauh 3 miliar mil (4,8 miliar km) menuju Pluto setelah melakukan perjalanan sekitar 9,5 tahun. Pesawat ruang angkasa ini bepergian dengan kecepatan 52.000 mph (84.000 km / jam). Pada kecepatan itu, ia membutuhkan waktu sekitar 54.400 tahun untuk mencapai Proxima Centauri.

Bulan lalu, NASA Juno mencapai kecepatan sekitar 165.000 mph (265.000 km / h) saat menuju orbit sekitar Jupiter. Pada tingkat itu, probe ini bisa mencapai Proxima Centauri sekitar 17.157 tahun. (Hal ini juga harus dicatat bahwa saat ini belum ada cara yang layak untuk mempercepat pesawat cukup besar untuk membawa manusia dengan kecepatan itu.)

Dengan kata lain, mengirimkan probe ke sistem bintang terdekat tidak akan mudah.

Para pendiri Breakthrough Starshot ingin mengirim probe sebesar wafer ke Proxima Centauri pada kecepatan yang sangat tinggi. Rencananya tim ini akan melengkapi probe ini dengan layar tipis, yang akan menangkap energi yang diberikan oleh laser kuat berbasis di Bumi.


Laser ini akan mempercepat probe itu sampai 20 persen kecepatan cahaya (sekitar 134.120.000 mph, atau 215.850.000 km / jam), menurut para ilmuwan Program. Pada tingkat itu, probe bisa mencapai Proxima Centauri dalam 20 sampai 25 tahun.

Tapi pertama-tama, para ilmuwan dan insinyur harus membangun peralatan yang akan meluncurkan probe kecil ini. Dalam konferensi pers hari ini (24 Agustus), Pete Worden, ketua Breakthrough Prize Foundation, mengatakan bahwa sekelompok ahli telah mendiskusikan rencana untuk membangun sebuah prototipe dari sistem Starshot. Namun, ia menambahkan bahwa peralatan dalam skala penuh setidaknya membutuhkan waktu 20 tahun lagi.

"Kami tentu berharap bahwa, dalam satu generasi, kita dapat memulai nanoprobes ini," kata Worden. "Jadi mungkin 20, 25 tahun dari sekarang, kita bisa mulai meluncurkan mereka, dan kemudian mereka akan melakukan perjalanan selama 25 tahun untuk sampai ke sana."



Dia menambahkan bahwa membangun peralatan skala penuh kemungkinan akan menelan biaya sekitar sama dengan membangun Large Hadron Collider, akselerator partikel terbesar di dunia; Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar $ 10 miliar.

"Selama dekade berikutnya, kita akan bekerja dengan para ahli ESO [European Southern Observatory] dan di tempat lain untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang planet Proxima Centauri ... bahkan termasuk apakah mungkin memiliki kehidupan, sebelum meluncurkan penyelidikan pertama manusia pada bintang lain, "kata Worden.

Worden mengatakan Breakthrough Prize Foundation juga berharap untuk "mendapatkan data yang sama tentang bintang terdekat lainnya, Alpha Centauri A dan B." (Kedua bintang Alpha Centauri terletak pada jarak 4,37 tahun cahaya dari Bumi, beberapa astronom berpikir Proxima Centauri dan Alpha Centauri adalah bagian dari sistem yang sama.)
More aboutBagaimana Cara Kita Mengunjungi Proxima b?

Ilmuwan Konfirmasi Keberadaan Planet Yang Mungkin Layak Huni Di Proxima Centauri

Ilustrasi planet Proxima b

intipluarangkasa ~ Studi baru menyatakan bahwa bintang paling dekat dengan Matahari kita ternyata memiliki sebuah planet yang mungkin sangat mirip dengan Bumi.

Para astronom telah menemukan planet seukuran Bumi di sekitar Proxima Centauri, yang terletak hanya 4,2 tahun cahaya dari tata surya kita. Apa yang lebih menarik, anggota tim penelitian mengatakan, adalah planet, yang dikenal sebagai Proxima b ini, mengorbit dalam "zona layak huni" bintang itu - kisaran jarak di mana air cair bisa stabil di permukaan planet.



"Kami berharap temuan ini menginspirasi generasi mendatang untuk terus mencari jauh keluar bintang," kata penulis utama Guillem Anglada-Escude, dosen fisika dan astronomi di Queen Mary University of London, mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Pencarian kehidupan di Proxima b akan datang berikutnya . "

Pencarian Yang Panjang

Menemukan Proxima b memakan waktu yang cukup lama.

Para astronom telah berburu planet di sekitar Proxima Centauri selama lebih 15 tahun, menggunakan instrumen seperti Ultraviolet dan Ultraviolet and Visual Echelle Spectrograph (UVES) dan High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (HARPS), yang keduanya dipasang pada teleskop yang dijalankan oleh European Southern Observatory di Chile.

UVES, HARPS dan instrumen lainnya memungkinkan peneliti untuk mendeteksi sedikit getaran dalam gerakan sebuah bintang yang disebabkan oleh entakan gravitasi planet yang mengorbit.

Para astronom menemukan petunjuk dari goyangan ini pada tahun 2013, tapi sinyal itu tidak meyakinkan, kata Anglada-Escude. Jadi ia dan sejumlah peneliti lain meluncurkan kampanye untuk mengorek planet ini. Mereka menyebut upaya ini Pale Red Dot - mengutip deskripsi terkenal Carl Sagan tentang Bumi sebagai "titik biru pucat," dan fakta bahwa Proxima Centauri adalah bintang kecil dan redup yang dikenal sebagai katai merah.


Tim Pale Red Dot memfokuskan HARPS pada Proxima Centauri setiap malam dari 19 Januari sampai dengan 31 Maret tahun ini. Setelah mereka mengkombinasikan data baru ini dengan pengamatan UVES dari tahun 2000 sampai 2008 dan pengamatan HARPS dari tahun 2005 sampai awal 2014, sinyal dari planet ini terlihat jelas.

Kemudian, setelah menganalisis pengamatan kecerahan bintang yang dibuat oleh beberapa teleskop lain, Anglada-Escude dan rekan-rekannya mengesampingkan kemungkinan bahwa sinyal ini dapat disebabkan oleh aktivitas variabel Proxima Centauri.

"Kesimpulannya: Kami telah menemukan sebuah planet di sekitar Proxima Centauri," kata Anglada-Escude Selasa (23 Agustus) saat konferensi pers.

Bagaimana Proxima b tetap tidak terdeteksi begitu lama, di era ketika para astronom menemukan exoplanets berjarak ribuan tahun cahaya dari Bumi?

"Sampel yang tidak rata dan jarang, dikombinasikan dengan variabilitas jangka panjang dari bintang proxima, tampaknya menjadi alasan mengapa sinyal planet ini tidak bisa dikonfirmasi dengan data pra-2016, bukan jumlah total data akumulasi," tulis para peneliti dalam studi baru, yang diterbitkan online hari ini (24 Agustus) di jurnal Nature.


Berita tentang rumor penemua planet ini pertama kali dilaporkan awal bulan ini oleh majalah Jerman Der Spiegel.

Secara kebetulan, tim juga melihat tanda-tanda kemungkinan tambahan planet di Proxima Centauri, yang akan memiliki periode orbit antara 60 dan 500 hari. Tapi sinyal kandidat planet kedua ini jauh lebih lemah dan mungkin disebabkan oleh aktivitas bintang, kata para peneliti.

Sebuah Planet Mirip Bumi?

Data HARPS dan UVES menunjukkan bahwa Proxima b memiliki massa sekitar 1,3 kali lebih masif dari bumi, yang menunjukkan bahwa planet tersebut adalah dunia berbatu, kata para peneliti.

Proxima b terletak hanya 4,7 juta mil (7,5 juta kilometer) dari bintang induknya dan menyelesaikan satu orbit setiap 11,2 hari Bumi. Akibatnya, kemungkinan bahwa planet ekstrasurya tersebut terkunci, yang berarti selalu menunjukkan wajah yang sama dengan bintang induknya, seperti bulan yang menunjukkan satu wajah (sisi dekat) ke bumi.

Sebagai perbandingan, Bumi mengorbit sekitar 93 juta mil (150 juta km) dari matahari. Tapi orbit relatif dekat Proxima b menempatkan tepat di tengah-tengah zona layak huni, karena katai merah jauh lebih dingin dan lebih redup daripada bintang seperti matahari, kata anggota tim. Tidak banyak lagi yang diketahui tentang Proxima b, sehingga tidak jelas seberapa ramah planet ini bagi hidup. Bahkan, ada rasa pesimis tentang planet ini, kata Artie Hatzes, astronom dari Thuringian Negara Observatory di Jerman.

Proxima Centauri menembakkan flare yang kuat, dan karena itu planet ini mungkin memiliki dosis sinar-X energi tinggi jauh lebih banyak dibanding Bumi, kata Hatzes, yang bukan bagian dari tim penemuan ini.

Partikel energi tinggi yang terkait dengan flare akan mengikis atmosfer atau menghambat perkembangan bentuk-bentuk primitif kehidupan," tulis Hatzes. "Kami juga tidak tahu apakah planet tersebut memiliki medan magnet, seperti Bumi, yang bisa melindunginya dari radiasi bintang yang berbahaya."

Tapi flux tinggi sinar-X bukanlah hambatan bagi kehidupan, kata Anglada-Escude dan rekan-rekannya.

"Semua ini tidak mengecualikan keberadaan suasana atmosfer atau air [permukaan]," kata rekan penulis Ansgar Reiners, seorang profesor di University of Göttingen's Institute of Astrophysics di Jerman, selama konferensi pers hari Selasa.


Bagaimana Proxima Centauri berperilaku di masa lalu lebih relevan dengan potensi kelayakhunian planet yang baru ditemukan ini daripada tingkat radiasinya saat ini, tambah Reiners.

Orbit terkunci seperti planet ini pernah dianggap sebagai tidak layak huni - dipanggang terlalu panas di sisi menghadap bintang dan dingin di sisi gelap. Tapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa dunia seperti ini mungkin memang layak huni; angin di atmosfer mereka bisa menyalurkan panas, merapikan suhu ekstrem.

Dan jika Proxima b berpotensi layak huni, bentuk kehidupannya memiliki waktu yang lama untuk mendapatkan pijakan di sana: katai merah tetap menyala selama triliunan tahun, berbeda dengan bintang-bintang seperti matahari, yang mati setelah 10 miliar tahun atau lebih.

"Proxima Centauri akan ada untuk beberapa ratus atau ribuan kali lebih lama dari matahari," tulis Hatzes. "Setiap kehidupan di planet ini masih bisa berkembang lama setelah matahari kita mati."

Matahari berusia 4,6 miliar tahun. Proxima Centauri dianggap sedikit lebih tua - mungkin 4,9 miliar tahun atau lebih, kata anggota tim studi.


Pencarian Kehidupan

Proxima b kemungkinan tidak "transit," atau melintasi wajah bintang induknya dari perspektif Bumi, kata Anglada-Escude dan rekan-rekannya mengatakan.

Mempelajari karakteristiknya membuatny lebih sulit. Astronom dapat belajar banyak tentang atmosfer dengan melihat transit exoplanet, mempelajari cahaya bintang yang melewati mereka.

Tapi Proxima b cukup dekat dengan Bumi sehingga para ilmuwan akan segera mendapatkan gambarnya secara langsung. Memang, untuk melihatnya (terpisah dari bintang induknya) harus menggunakan teleskop dengan aperture 11,5 kaki (3,5 meter), asalkan ruang lingkup yangscopenya dilengkapi dengan beberapa teknologi canggih, seperti coronagraph untuk memblokir cahaya bintang, kata Reiners. (Sebagai perbandingan, teleskop Hubble yang terkenal memiliki aperture 7,9 kaki, atau 2,4 m.)
More aboutIlmuwan Konfirmasi Keberadaan Planet Yang Mungkin Layak Huni Di Proxima Centauri

Bintang Tabby Masih Terus Bingungkan Para Ilmuwan

Ilustrasi bintang Tabby dikelilingi Dyson sphere

intipluarangkasa ~ Hampir setahun setelah menjadi berita utama di seluruh dunia, "Bintang Tabby" masih menjaga rahasianya.

Pada bulan September 2015, tim yang dipimpin oleh
astronom Tabetha Boyajian dari Universitas Yale mengumumkan bahwa bintang yang berjarak sekitar 1.500 tahun cahaya dari Bumi, yang disebut KIC 8462852 telah meredupup aneh dan dramatis beberapa kali selama beberapa tahun terakhir.




Kejadian-kejadian peredupan ini, yang terdeteksi oleh teleskop NASA Kepler, terlalu besar jika disebabkan oleh planet yang mengorbit, kata para ilmuwan. (Dalam satu kasus, 22 persen cahaya bintang meredup. Sebagai perbandingan, ketika planet Jupiter masif melintasi wajah mataharinya, bintang itu akan meredup hanya 1 persen atau lebih.)


Boyajian dan rekan-rekannya menyarankan bahwa awan komet terfragmentasi atau blok bangunan planet mungkin bertanggung jawab atas peredupan ini, namun para peneliti lainnya mencatat bahwa sinyal itu juga sangat konsisten dengan kemungkinan "megastructure alien" - mungkin segerombolan panel surya raksasa-mengumpulkan energi yang dikenal sebagai Dyson sphere.

Para astronom di seluruh dunia segerammempelajari bintang Tabby dengan berbagai instrumen dan menganalisis pengamatan lama objek ini dalam upaya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi. Tapi mereka belum memecahkan teka-teki nya.

"Saya akan mengatakan bahwa kami tidak memiliki penjelasan yang baik sekarang ini untuk apa yang terjadi dengan bintang Tabby," kata Jason Wright, seorang astronom di Pennsylvania State University, mengatakan awal bulan ini saat berbicara di Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute di Mountain View, California. "Untuk saat ini, itu masih misteri."

Lebih Banyak Kejutan

Bahkan, misteri bintang ini semakin banyak selama 12 bulan terakhir.

Misalnya, pada bulan Januari, Bradley Schaefer, seorang profesor fisika dan astronomi di Louisiana State University, menentukan bahwa, selain peristiwa peredupan jangka pendek aneh, kecerahan bintang Tabby turun sekitar 20 persen secara keseluruhan antara tahun 1890 dan 1989 . Pola itu sangat sulit di jelaskan oleh fenomena alam yang diketahui saat ini, katanya.

Schaefer sampai pada kesimpulan ini setelah meneliti pelat fotografi lama langit malam yang menangkap bintang Tabby ini. Peneliti lain menyarankan bahwa apa yang dilihat Schaefer bisa saja disebabkan oleh perubahan dalam instrumen yang digunakan untuk mengambil foto-foto yang jadul. Namun, sebuah studi baru melejitkan penafsiran Schaefer.

Dalam studi baru, Benjamin Montet (dari California Institute of Technology dan Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics) dan Joshua Simon (dari Observatorium Carnegie Institution of Washington) mengkaji kembali pengamatan Kepler pada bintang Tabby dari 2009 sampai 2013. Mereka menemukan bahwa objek ini meredup sebanyak 3 persen selama rentang itu, dengan 2 persen kecerahan meredup cepat selama satu periode 200 hari.

Hasil Schaefer, dikombinasikan dengan Montet dan Simon, membuat hipotesis komet terlihat kurang meyakinkan dan kurang mungkin, kata Wright mengatakan dalam pembicaraan di SETI.

"Mengapa komet membuat bintang redup selama satu abad?" dia berkata. "Apa yang sedang terjadi?"


Struktur Alien Raksasa

Peredupan berkelanjutan bintang Tabby masih konsisten dengan setidaknya beberapa varian dari hipotesis "megastructure alien", kata Wright.

"Beberapa orang telah berkelakar dan menawarkan bahwa mungkin ini adalah Dyson sphere dalam proses pembangunan. Kau melihat banyak bahan yang mereka gunakan untuk membangun," katanya. "Hanya dalam 100 tahun, mereka sudah memblokir 20 persen cahaya bintang itu. It tampak terlalu cepat untuk saya -. Tapi, Anda tahu alien, kan?"

Ada juga kemungkinan bahwa megastructure alien ini - jika ada - sudah dibuat sepenuhnya, dan beberapa bagian hanya lebih padat dibanding bagian yang lain, Wright menambahkan.


Tapi Wright dan lainnya selalu menekankan bahwa skenario "buatan E.T." skenario sangat tidak mungkin, dan penjelasan yang lebih lazim mungkin akan mengungkap misterinya. Dan memang, pengamatan baru lainnya menepis gagasan alien megastructure dan setiap hipotesis lainnya yang ada pada bintang Tabby ini.

Setiap struktur yang mengelilingi bintang, baik itu buatan alien atau alami, akan memanas dan melepaskan radiasi inframerah, kata Wright. Tapi ia dan rekan-rekannya melihat tidak ada jejak seperti "limbah panas" dalam data yang dikumpulkan oleh NASA WISE (Wide-field Infrared Survey Explorer). Dan tim peneliti lain - yang menganalisis pengamatan dengan teleskop Submillimeter Array dan instrumen Submillimeter Common-User Bolometer Array-2, yang keduanya berada di Hawaii - juga tidak mendapat apa-apa.

Apapun yang menghalangi cahaya dari bintang Tabby adalah "tidak mengelilingi seluruh bintang - itu mungkin berada di sepanjang garis pandang kita," kata Wright.

Wright memiliki firasat bahwa jawabannya terletak jauh dari bintang Tabby, di kedalaman gelap antariksa.

"Saya pikir kita sudah memakai semua penjelasan, tapi ada satu penjelasan yang terlupakan, penjelasan circumstellar, dan saya pikir sekarang kita harus berbicara tentang [beberapa] struktur aneh di medium antarbintang, dan hal-hal seperti itu," katanya.


Namun, Wright tidak menyerah pada hipotesis struktur raksasa alien. Sementara kurangnya limbah panas adalah "pukulan fatal" untuk ide ini, katanya. Tapi itu masih layak jika alien melakukan sesuatu dengan limbah panas itu - misalnya mengubahnya menjadi materi atau mengkonversi panas menjadi gelombang radio untuk tujuan komunikasi.

Para astronom telah mencari sinyal yang datang dari bintang Tabby ini menggunakan Array Allen Telescope, jaringan piringan radio di California utara yang dioperasikan oleh SETI Institute. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa.

Wright dan rekan-rekannya berencana untuk melakukan pencarian lainnya yang dimulai pada bulan Oktober; mereka sudah mengamankan waktu di Green Bank Telescope untuk tujuan ini.
More aboutBintang Tabby Masih Terus Bingungkan Para Ilmuwan

NGC 4725 Dan Planet Kerdil Makemake

Galaksi NGC 4725 dan planet kerdil Makemake (garis merah kecil)

intipluarangkasa ~ Pada awalnya disebut "Easterbunny" oleh tim penemuannya, secara resmi bernama Makemake, adalah planet kerdil terang kedua di sabuk Kuiper.



Dunia es ini muncul dua kali dalam gambar astronomi ini, berdasarkan data yang diambil pada tanggal 29-30 Juni dari galaksi spiral terang NGC 4725.

Makemake ditandai dengan garis merah pendek, posisinya bergeser di teleskop selama dua malam sepanjang orbit yang jauh.

Makemake berjarak sekitar 52,5 unit astronomi atau 7,3 jam cahaya dari Bumi. Sementara NGC 4725 berada lebih jauh, 41 juta tahun cahaya dan memiliki diameter sekitar 100.000 tahun cahaya. Makemake sekarang diketahui memiliki setidaknya satu bulan.  

NGC 4725 adalah galaksi spiral berlengan satu yang terkenal.
More aboutNGC 4725 Dan Planet Kerdil Makemake

CERN Investigasi Video "Ritual Pengorbanan Manusia" Yang Berlangsung Di Lokasinya


intipluarangkasa ~ Organisasi Riset Nuklir milik Eropa (CERN) telah meluncurkan sebuah investigasi atas video yang direkam di malam hari di kampus Jenewa yang menggambarkan lelucon "ritual pengorbanan manusia", kata juru bicara CERN.

Video aneh yang telah beredar secara online beberapa hari ini menunjukkan beberapa orang dalam jubah hitam berkumpul di alun-alun laboratorium fisika top Eropa itu dalam upacara okultisme.




Video ini juga memperlihatkan aksi 'penusukan' seorang wanita.


'Adegan ini berlangsung di tempat kami, tapi tanpa izin resmi, "kata juru bicara CERN.

'CERN tidak membenarkan jenis lelucon atau parodi seperti ini, yang dapat menimbulkan kesalahpahaman tentang sifat ilmiah pekerjaan kami, "tambahnya.
 

'Investigasi' telah berlangsung dan ini adalah 'masalah internal' kami, katanya.

Video ini telah menimbulkan pertanyaan tentang keamanan di kampus CERN.

Ditanyakan tentang detail prosedur keamanan untuk masuk ke kampus, juru bicara CERN mengatakan: 'ID CERN diperiksa secara sistematis pada setiap pintu masuk ke situs CERN siang atau malam. "


Dia lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas lelucon ini memiliki kartu akses.

'CERN menyambut setiap tahun ribuan pengguna ilmiah dari seluruh dunia dan kadang-kadang beberapa dari mereka memiliki humor yang kelewatan. Inilah yang terjadi pada kesempatan ini, "katanya.




Juru bicara itu tidak bersedia berkomentar tentang identitas kemungkinan mereka yang bertanggung jawab.

Polisi Jenewa mengatakan, mereka telah berhubungan dengan CERN tentang video ini tapi tidak terlibat dalam penyelidikan resmi.
More aboutCERN Investigasi Video "Ritual Pengorbanan Manusia" Yang Berlangsung Di Lokasinya

Exo-Venus Memiliki Oksigen, Tapi Tidak Memiliki Kehidupan

Ilustrasi GJ 1132b

intipluarangkasa ~ Sejak ditemukannya tahun lalu, GJ 1132b, sebuah exoplanet berukuran berdiameter sekitar 1,2 kali dan 1,6 kali massa Bumi, menarik perhatian.

Juga dikenal sebagai Gliese 1132b, planet ini mengorbit bintang katai merah GJ 1132, yang hanya 1/5 ukuran Matahari dan lebih dingin dan lebih redup daripada Matahari, memancarkan hanya 1/200 kecerahan Matahari.


Terletak 39 tahun cahaya dari Bumi, GJ 1132b mengorbit bintangnya setiap 1,6 hari pada jarak 1,4 juta mil.
 

Planet ini mungkin memiliki atmosfer meskipun dipanggang dengan suhu sekitar 450 derajat Fahrenheit (232 derajat Celsius). Tapi apakah atmosfernya menjadi tebal dan pekat atau tipis?



Penelitian baru, yang dipimpin oleh Laura Schaefer dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics ', menunjukkan yang terakhir ini jauh lebih mungkin.

Dr. Schaefer dan rekannya mempertanyakan apa yang akan terjadi pada GJ 1132b dari waktu ke waktu jika dimulai dengan atmosfer yang kaya air.


Mengorbit begitu dekat dengan bintang induknya, planet ini dibanjiri dengan sinar UV (yang memisahkan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen, yang keduanya kemudian bisa hilang ke ruang angkasa). Namun, karena hidrogen lebih ringan, itu lebih mudah lolos, sedangkan oksigen tetap hidup di belakang.

"Pada planet dingin, oksigen bisa menjadi tanda kehidupan alien dan kelayakhunian," kata Dr. Schaefer.

"Tapi pada planet panas seperti GJ 1132b, itu tanda sebaliknya -. Planet ini sedang dipanggang dan disterilkan"

Karena uap air merupakan gas rumah kaca, GJ 1132b akan memiliki efek rumah kaca yang kuat, memperkuat panas intens yang datang dari bintangnya. Akibatnya, permukaannya bisa di tinggali lelehan selama jutaan tahun.


Sebuah 'lautan magma' akan berinteraksi dengan atmosfer, menyerap beberapa oksigen, tapi seberapa banyak? Hanya sekitar 1/10, sesuai dengan model yang dibuat oleh tim. Sebagian besar 90% sisanya dari aliran oksigen akan terbuang ke luar angkasa, namun beberapa mungkin tertinggal.

"Ini mungkin pertama kalinya kami mendeteksi oksigen pada planet berbatu di luar tata surya," kata rekan penulis Dr Robin Wordsworth, dari Harvard Paulson School of Engineering and Applied Sciences.

Jika ada oksigen yang masih melekat GJ 1132b, generasi teleskop ruang angkasa akan datang mungkin dapat mendeteksi dan menganalisanya.

Model lautan magma-atmosfer bisa membantu astronom memecahkan teka-teki bagaimana Venus berevolusi dari waktu ke waktu.

Venus mungkin di mulai seperti Bumi dengan memiliki air, yang akan dihancurkan oleh sinar matahari. Namun itu menunjukkan beberapa tanda-tanda oksigen yang tinggal berlama-lama. Masalahnya oksigen yang hilang di Venus terus membingungkan para astronom.

Penelitian ini publikasikan di Astrophysical Journal.
More aboutExo-Venus Memiliki Oksigen, Tapi Tidak Memiliki Kehidupan

Inilah Penjelasan Mengapa Bisa Terjadi Hujan Meteor Satu Bulan Penuh Pada 21 April-20 Mei 2016-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Hujan Meteor


Hujan meteor merupakan peristiwa melesatnya meteor di langit, namun karena jumlahnya banyak maka di sebut hujan meteor, dalam bahasa Inggris disebut meteor shower. Belakangan tersebar informasi hujan meteor Eta Aquarid bakal terjadi selama sebulan penuh. Benarkah? Dan apakah berbahaya?

Sebenarnya, hujan meteor merupakan peristiwa periodik, yakni peristiwa yang berulang tiap tahun. Dengan kata lain, tahun lalu juga ada hujan meteor Eta Aquarid, bahkan tahun di mana Anda dilahirkan mungkin juga sudah ada hujan meteor Eta Aquarid. Jadi, masih merasa ini peristiwa spesial? Kalau kami, tentu masih!

Setidaknya, setiap tahun ada 11 peristiwa hujan meteor yang berbeda, yang terlihat dari Januari hingga Desember.

Hujan meteor Eta Aquariid merupakan satu dari dua hujan meteor yang diketahui berulang setiap tahunnya sebagai akibat dari perjalanan Bumi yang melintasi debu komet Halley. Hujan meteor lainnya yang juga terjadi ketika Bumi melintasi komet Halley adalah hujan meteor Orionid yang terjadi setiap bulan Oktober.

Hujan meteor Eta Aquarid berlangsung dari tanggal 21 April hingga 20 Mei tiap tahunnya dan akan tampak muncul dari arah bintang Eta Aquarid di rasi bintang Aquarius. Hujan meteor Eta Aquarid bisa dinikmati oleh masyarakat di Indonesia menjelang fajar karena titik radian meteor tersebut baru terbit jam 02:30 WIB dini hari. Jadi pengamat berkesempatan untuk menikmati Eta Aquarid sebelum fajar menyinsing.

Walaupun betitik radian di bintang Eta Aquarid di rasi bintang Aquarius, Anda tidak perlu terus-terusan mengamati titik radian tersebut. Sebab menurut pengamatan kami tahun lalu (dan pada setiap hujan meteor lain), kemunculan meteor-meteor bisa datang dari segala penjuru langit.

Seperti dikatakan di atas, hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi satu bulan lebih lamanya. Namun, puncak aktivitas hujan meteor Eta Aquarid hanya berlangsung pada tanggal 5 Mei. Pada malam puncak, hujan meteor Eta Aquarid diperkirakan akan mencapai intensitas 70 meteor per jam (berkisar antara 40�85 meteor per jam). Intensitas saat bukan malam puncak akan menurun, mungkin hanya 5-10 meteor per jam.

Tempat terbaik untuk bisa menikmati hujan meteor Eta Aquarid adalah lokasi yang terbuka seperti di lapangan, pegunungan atau di lantai dua rumah. Selain itu juga lokasi tersebut haruslah gelap (lebih tepatnya benar-benar gelap) dan tidak ada polusi cahaya sama sekali. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kenampakan meteor.

Anda tidak membutuhkan alat bantu pengamatan seperti binokuler ataupun teleskop, sebab pergerakan meteor yang begitu cepat justru akan merepotkan jika diamati dengan alat-alat tersebut. Cukup berbaring sambil mengamati langit malam, jauhkan diri Anda dari gadget, dan mulailah adaptasi mata dengan langit minimal 30 menit untuk mendapatkan meteor pertama Anda.

Peristiwa hujan meteor Eta Aquarid tidak berbahaya. Ini karena meteor yang melintas hanya seukuran batu kerikil sehingga akan terbakar habis di atmosfer sebelum mencium permukaan Bumi.

More aboutInilah Penjelasan Mengapa Bisa Terjadi Hujan Meteor Satu Bulan Penuh Pada 21 April-20 Mei 2016-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Menelusuri Jejak Planet Ke Sembilan Di Tepi Tata Surya-BLOG SEPUTAR ANGKASA

Ilustrasi Planet Ke Sembilan dan Matahari di kejauhan. Kredit: ESO/Tomruen/nagualdesign


Planet ke Sembilan adalah planet Bumi-super hipotetik yang ditemukan oleh Konstantin Batygin dan Mike Brown. Diduga lokasinya di tepi Tata Surya, di area Sabuk Kuiper dan keberadaannya memberi pengaruh yang besar pada benda-benda kecil di sekitarnya. 

Belum ada bukti pengamatan apapun untuk membuktikan kehadiran planet Sembilan di Tata Surya. Tapi, semenjak Konstantin Batygin dan Mike Brown mengumumkan bukti keberadaan obyek Bumi super di tepi Tata Surya, para astronom mulai melakukan telaah untuk mencari tahu dan menganalisa lebih jauh keberadaan planet Sembilan.

Dari pengamatan, planet Sembilan memang belum ditemukan. Bahkan saat diumumkan keberadaannya, Konstantin Batygin dan Mike Brown masih belum bisa memberikan gambaran lokasi planet ini di Tata Surya.

Hasil pengamatan benda di Sabuk Kuiper memperlihatkan kemiripan pada orbit Sedna, 2012 VP 113, 2004 VN112, 2007 TG422, 2010 GB174, dan 2013 RF98. Ke-6 obyek ini mengelompok pada area yang sama dengan kemiringan orbit yang hampir sama. Bisa saja ini hanya kebetulan.

Akan tetapi, jawaban lain bisa menjadi kemungkinan menarik. Kehadiran planet masif tak dikenal di tepi Tata Surya. Planet masif itulah yang menyebabkan keenam benda Sabuk Kuiper tersebut berkelompok. Dengan kata lain, planet masif yang kemudian diberi nama planet Sembilan itu mempengaruhi orbit dan menggembalakan ke-6 obyek tersebut.

Untuk bisa menjadi planet penggembala, planet yang dinamai planet Sembilan tersebut bukanlah benda yang kecil. Berdasarkan perhitungan dan simulasi, planet Sembilan dikategorikan sebagai planet Bumi-super yang ukurannya empat kali Bumi dan massanya 10 massa Bumi. Planet Sembilan juga memiliki orbit yang sangat lonjong sehingga butuh waktu 10000 � 20000 tahun untuk bisa menyelesaikan satu putaran orbitnya untuk mengelilingi Matahari.

Menjejaki Planet Ke Sembilan Lewat Pengamatan

Seandainya planet ini benar ada, gaya gravitasinya akan mempengaruhi benda-benda kecil di area tersebut. Bukti pertama adalah ke-6 benda di KBO yang mengelompok. Akan tetapi perlu bukti lain yang lebih banyak untuk bisa menyatakan kalau benda-benda kecil di area Sabuk Kuiper tersebut memang memiliki planet penggembala.

Dan tampaknya bukti pertama itu akhirnya ditemukan. Sebuah benda kecil di Sabuk Kuiper ditemukan dalam pengamatan Outer Solar System Origins Survey (OSSOS) dengan Teleskop Canada-France-Hawaii. Obyek yang baru ditemukan ini dinamai, uo3L91.

Penemuan uo3L91 menempatkan benda kecil ini sebagai obyek ke-7 yang sepertinya memiliki anomali yang mirip dengan Sedna maupun Biden.  Orbit uo3L91 memperlihatkan gerak yang mirip gerak katapel, dimana benda ini seperti dilontarkan ke jarak terjauh di tata Surya dan kemudian kembali lagi. KBO ketujuh ini tampaknya didorong oleh sebuah planet besar yang berada pada  jarak 200 dan 1200 AU.  Jarak dimana planet Sembilan seharusnya ada.


Simulasi orbit uo3L91, obyek ketujuh yang memiliki kemiripan dengan 6 planet yang digembalai planet Sembilan. Kredit: OSSOS via Mike Brown.


Simulasi orbit yang dihasilkan memperlihatkan kemiripan orbit uo3L91 dengan keenam KBO yang mengelompok tersebut. Dalam simulasi, uo3L91 mengembara jauh ke bagian luar Tata Surya tapi setelah mencapai titik terjauhnya, ia akan kembali mendekati Matahari dengan perihelion yang juga mengelompok bersama Sedna dan lima obyek KBO lainnya.  Kehadiran uo3L91 menaikkan kemungkinan keberadaan planet Sembilan dari 0,007% menjadi 0,001%.

Selain kehadiran obyek uo3L91, ada tim astronom lain dari Observatorium C�te d�Azur di Perancis yang juga menghadirkan bukti lain keberadaan planet Sembilan. Bukti ini berupa gangguan kecil pada orbit wahana Cassini yang sedang mengorbit Saturnus. Dan menurut Agn�s Fienga, sang ketua tim, gangguan pada orbit Cassini tersebut disebabkan oleh sebuah planet baru.

Mengapa demikian? Saat Agn�s dan timnya meneliti gangguan kecil pada orbit Cassini, pemodelan dengan 8 planet, 200 asteroid, dan 5 planet katai yang paling masif di Tata Surya masih belum bisa memberi jawaban tentang gangguan orbit tersebut. Maka, mereka menyertakan juga planet Sembilan dalam pemodelan tersebut. Hasilnya, gangguan pada orbit Cassini dapat dijelaskan. Artinya, kehadiran planet Sembilan yang cukup besar tersebut yang memberi pengaruh gangguan gravitasi pada orbit Cassini.

Selain belum ditemukan, saat planet Sembilan dinyatakan keberadaannya secara hipotetik, Batygin dan Brown juga belum bisa memastikan dimana planet ini berada. Di balik kegelapan area terluar Tata Surya, Planet Sembilan bisa berada dimana saja. Tapi, untuk bisa mempengaruhin orbit Cassini, planet Sembilan diprediksi berada pada jarak 600 AU. Dan kabar baik lainnya, pengamatan dari langit selatan bisa menemukan planet ini, karena tampaknya ia berada di arah rasi Cetus di langit selatan.

Lagi-lagi berita baik. Jika demikian, maka bisa saja program Survei Energi Gelap untuk mempelajari percepatan alam semesta yang dilakukan dari Bumi belahan selatan akan melihat planet ini  Meskipun Survei Energi Gelap tidak dirancang untuk menemukan obyek keplanetan, tapi ada satu obyek es yang sudah berhasil ditemukan lewat program ini. Jadi kemungkinan untuk menemukan obyek lain atau dalam hal ini Planet Sembilan masih terbuka.

Cara lain untuk bisa menemukan planet Sembilan adalah dari deteksi pemanasan internal oleh instrumen yang mempelajari radiasi latar belakang. Tak hanya itu, data berbagai percobaan dan pengamatan selama bertahun-tahun bisa juga memiliki petunjuk tentang keberadaan planet Sembilan.

Studi Dinamika Planet Ke Sembilan

Sembari menanti bukti pengamatan planet Sembilan, tinjauan dinamika planet juga harus dilakukan untuk mengetahui pengaruh keberadaan planet ini di Tata Surya. Juga untuk mengetahui apakah planet Sembilan memang bisa bertahan di Tata Surya atau tidak.

Tinjauan dinamika planet yang dilakukan Renu Malhotra, Kat Volk dan Xianyu Wang memperlihatkan kalau keberadaan planet Sembilan di Tata Surya justru akan memberi pengaruh yang cukup besar dalam membentuk orbit obyek Sabuk Kuiper yang jaraknya sangat jauh.

Planet Sembilan adalah tersangka utama pengelompokan 6 obyek Sabuk Kuiper yakni Sedna, 2010 GB174, 2004 VN112, 2012 VP113, dan 2013 GP136. Keenam obyek tersebut memiliki orbit yang sangat lonjong. Akibatnya, dalam perjalanan mereka mengelilingi Matahari, ada kemungkinan terjadi papasan dengan planet Sembilan.

Papasan dekat dengan benda yang masif tentu akan memberi pengaruh pada kedua benda yang berpapasan bergantung pada massanya. Tapi, pengaruh itu bisa mengganggu maupun mengubah orbit, menarik benda yang lebih kecil untuk bergabung dengan yang lebih besar atau bahkan melontarkan benda yang lebih kecil ke luar dari Tata Surya.

Semakin jauh dari Matahari, pengaruh gaya tarik Matahari akan semakin lemah. Dan demikian juga yang terjadi pada keenam benda Sabuk Kuiper ini. Lokasinya yang sangat jauh dari Matahari menyebabkan ikatan mereka dengan bintang induknya pun semakin lemah. Artinya jika ada gangguan yang signifikan, benda-benda ini bisa lepas dari Tata Surya.

Jadi, jika ada planet jauh yang belum ditemukan dan berada di area terluar Tata Surya dengan massa yang cukup besar tentunya planet tersebut akan memberi pengaruh yang cukup besar bagi benda-benda kecil di area sekitarnya.  Tapi, fakta yang kita punya saat ini, benda-benda kecil di Sabuk Kuiper itu masih ada di Tata Surya. Artinya benda-benda kecil tersebut hanya berpapasan beberapa kali dengan planet Sembilan atau justru mereka terlindungi oleh resonansi orbit yang terbentuk dengan planet masif tersebut.

Resonansi orbit adalah fenomena gravitasi dimana dua benda yang mengitari satu benda yang sama memiliki pola tertentu. Dengan pola inilah Pluto bisa tetap berada di Tata Surya meskipun saat mengitari Matahari, ada kalanya Pluto melintasi orbit Neptunus. Setiap kali Pluto menyelesaikan dua kali orbitnya mengelilingi Matahari, Neptunus sudah menyelesaikan 3 kali pergerakannya mengelilingi sang Surya. Dengan demikian, Neptunus dan Pluto tidak pernah berpapasan sangat dekat satu sama lainnya, sehingga Pluto pun tak pernah ditendang ke luar dari Tata Surya.

Seandainya planet Sembilan ada di Tata Surya, maka benda-benda Sabuk Kuiper di sekitarnya harus memiliki resonansi orbit dengan planet masif tersebut. Hasil analisa dinamika keenam obyek yang berkelompok karena keberadaan planet Sembilan memperlihatkan kalau resonansi orbit memang mungkin terjadi. Sedna memiliki resonansi orbit 3:2 dengan planet Sembilan. Artinya saat Sedna menyelesaikan 3 kali orbitnya mengelilingi Matahari, planet Sembilan akan menyelesaikan 2 kali putaran pada Matahari. Untuk 5 obyek lainnya, resonansi orbitnya beragam.

Obyek 2010 GB174 memiliki resonansi orbit 5:2. Jadi ketika planet Sembilan menyelesaikan 2 kali perjalanan mengelilingi Matahari,  2010 GB174 sudah 5 kali mengelilingi Matahari.  Untuk 2994 VN112 resonansi orbitnya 3:1 sedangkan 2004 VP113 memiliki resonansi 4:1; dan 2013 GP136 sudah 9 kali mengelilingi Matahari saat Planet Sembilan menyelesaikan 1 putaran orbitnya.

Supaya benda-benda kecil ini tetap stabil di Tata Surya, maka planet hipotetik tersebut harus memiliki massa minimal 10 massa Matahari, dengan kemiringan bidang orbit 18� atau 48�.  Jika sudut kemiringannya 18�, maka kelonjongan orbit planet Sembilan kurang dari 0,18 atau hampir lingkaran. Tapi, jika kemiringan orbitnya 48�, orbitnya akan lebih lonjong.

Asal Usul Planet Ke Sembilan

Pertanyaan lain yang menarik untuk dikaji adalah, dari mana asal muasal planet Sembilan. Dugaan paling kuat, planet Sembilan merupakan planet Bumi-super yang terlontar ke area tepi Tata Surya saat proses migrasi planet-planet raksasa. Diduga penyebab utama terlontarnya planet Bumi-super adalah ketitka berpapasan dengan Jupiter saat planet gas raksasa ini sedang migrasi ke lokasinya sekarang.

Teori lain menyebutkan kalau planet Bumi-super tak dikenal ini merupakan hasil tangkapan Matahari atau sebuah exoplanet yang terperangkap dalam gravitasi Matahari saat berpapasan dengan bintang lain.

Mungkin? tentu saja.

Matahari terbentuk dalam gugusan bintang yang di dalamnya terdapat 1000 sampai 10000 bintang. Dalam gugus yang sedemikian padat, Matahari akan mengalami papasan dekat dengan bintang lain dan pertukaran planet atau penangkapan planet oleh Matahari atau bintang lainnya dari waktu ke waktu sangat mungkin terjadi.

Dalam simulasi yang dibuat oleh Alexander Mustill dari Observatorium Lund Observatory di Swedia, Mtahari memiliki kemungkinan 50% untuk menangkap planet dari papasan dekat dengan sistem keplanetan lain yang memiliki orbit yang lebar. Tapi kemungkinannya semakin rendah karena planet yang ditangkap harus memiliki ukuran persis seperti planet Sembilan. Dan kemungkinan kejadian seperti itu hanya 0,1 � 0,2 %.

Meskipun kemungkinannya kecil, akan tetapi jika dibandingkan dengan kemungkinan keberadaan planet Sembilan yang hanya 0,001% maka kemungkinan planet Smebilan merupakan exoplanet yang terperangkap dalam gravitasi Matahari masih mungkin untuk ditemukan.

Dan para astronom pun masih terus mencari keberadaan Planet Sembilan lewat pengamatan.  Untuk itu, Mike Brown dan Konstantin Batygin sudah mengantongi penggunaan waktu pengamatan dengan teleskop Subaru di Hawaii.


More aboutMenelusuri Jejak Planet Ke Sembilan Di Tepi Tata Surya-BLOG SEPUTAR ANGKASA