Kabut di atmosfer nitrogen Pluto. Kredit: NASA/SwRI/JHUAPL
Para ilmuwan tim misi wahana antariksa New Horizons milik NASA telah belajar lebih banyak tentang struktur dan perilaku dari atmosfer Pluto yang kompleks dengan menemukan sebuah lapisan kabut yang sangat luas. Kabut ini pertama kali ditemukan oleh New Horizons pada Juli 2015, ketika ia berada pada jarak terdekatnya dengan si planet kerdil.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa lapisan kabut di atmosfer nitrogen Pluto cukup bervariasi dalam kecerahan tergantung pada pencahayaan dan sudut pandang pengamatan. Variasi kecerahan ini mungkin disebabkan karena gelombang daya apung--disebut juga gelombang gravitasi atmosfer--yang biasanya berasal dari aliran udara di atas pegunungan. Gelombang gravitasi atmosfer diketahui terjadi di Bumi, Mars dan sekarang, mungkin, di Pluto juga.
Citra lapisan kabut Pluto di atas ini diambil oleh wahana antariksa New Horizons ketika ia berada di belakang Pluto sehingga cahaya Matahari tertutupi oleh piringan Pluto. New Horizons memperoleh serangkaian citra dari belakang Pluto ini setelah bergerak menjauh dari planet kerdil.
Dalam pengamatan ini, yang dipotret menggunakan instrumen Long Range Reconnaissance Imager (LORRI), lapisan kabut diambil di atas geografis tertentu pada permukaan Pluto yang dicitrakan beberapa kali, pada interval waktu 2 sampai dari 5 jam. Variasi kecerahan pada kabut diketahui sekitar 30 persen, meskipun ketinggian lapisan kabut ini tetap sama.
"Pluto sangat menakjubkan," kata Andy Cheng, peneliti utama instrumen LORRI dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory di Laurel, Maryland, AS. "Ketika saya pertama kali melihat citra-citra kabut dari New Horizons, kami akhirnya memiliki petunjuk baru tentang kabut di Pluto. Hal ini sangat penting untuk penelitian sekarang dan masa yang akan datang."