Teleskop Antariksa Kepler Yang Ditempatkan 120 juta Km Diatas Permukaan Bumi
Baru-baru ini, teleskop antariksa Kepler milik NASA masuk mode darurat. Kontrol misi di Bumi sedang mencoba untuk mendiagnosa masalah yang terjadi terhadap teleskop antariksa tersebut.
Mengelilingi Matahari di luar orbit Bumi Bumi, teleskop antariksa Kepler merupakan misi Lembaga Antariksa AS (NASA) dalam mencari planet ekstrasurya yang mengorbit bintang selain Matahari. NASA menyatakan, Kepler saat ini dalam mode darurat sejak Kamis, 7 April 2016.
Status darurat tersebut aktif setelah NASA mengubah arah pandang Kepler ke bagian tengah atau pusat galaksi Bima Sakti yang merupakan area observasi baru. Status darurat memaksa NASA untuk mengembalikan Kepler agar kembali ke arah pandang semula melalui sistem telekomunikasi luar angkasanya.
Status darurat untuk Kepler secara otomatis akan mengaktifkan mode darurat yang dimiliki oleh teleskop antariksa tersebut. Masalahnya, mode darurat akan mengkonsumsi bahan bakar dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya. Itulah mengapa NASA ingin secepatnya Kepler kembali ke arah pandangnya semula.
Sayangnya, komunikasi dengan Kepler tidak mudah karena jarak relatif jauh. Hal tersebut membuat NASA memerlukan waktu 13 menit agar perintahnya bisa diterima oleh Kepler.
Kondisi darurat seperti ini tercatat merupakan masalah serius kedua yang melanda Kepler. Masalah serupa sebelumnya terjadi pada pertengahan Mei 2013. Tiga tahun lalu, Kepler mengalami malfungsi serius. Namun, kerusakan itu cepat bisa diatasi. Kerusakan pada Mei 2013 merupakan masalah lanjutan dari Juli tahun sebelumnya. Pada 2012, reaksi empat roda atau kaki Kepler rusak.
Teleskop antariksa Kepler sejatinya sudah menyelesaikan misinya pada 2012, usai sukses menemukan seribu planet di luar Tata Surya. Salah satu temuan penting Kepler yaitu planet mirip Bumi yang pernah ditemukan dalam catatan sejarah, Kepler 452b atau disebut Bumi 2.0. Planet ini berjarak 1.400 tahun cahaya dari Bumi.
Meski misi sudah pensiun, NASA terus memakai Kepler. Pada bulan lalu, badan antariksa itu mengumumkan perpanjangan misi Kepler, yang disebut K2, telah berjalan sukses menjalankan misi selama 6 tahun nyaris tanpa masalah.