Ilustrasi bintang KIC 8462852
Bintang KIC 8462852, alias bintang Tabby, menjadi berita utama di seluruh dunia pada bulan Oktober 2015. Saat itu astronom dari Pennsylvania State University merilis makalah yang menunjukkan cahaya dari bintang ini berfluktuasi secara aneh, yang diduga adanya "megastruktur" yang sedang dibangun. Tapi benarkah?
Lembaga Search for Extraterrestrial Intelegence (SETI) bahkan sudah melakukan tindak lanjut dalam pengamatan dan menunjukkan bahwa tidak ada yang aneh dalam emisi inframerah dari bintang Tabby ini. Sebuah megastruktur biasanya akan menghasilkan banyak panas, tetapi panas itu tidak terdeteksi, serta SETI juga tidak mendeteksi adanya sumber gelombang radio buatan.
Dengan penyataan SETI tersebut, hipotesis kawanan besar komet yang berada di dekat bintang Tabby pun dianggap penjelasan yang paling mungkin untuk keanehan dari kedipan cahaya bintang Tabby yang tidak teratur serta memiliki luminositas yang tidak biasa ini.
Namun, sebuah studi Januari lalu menunjukkan bahwa KIC 8462852 telah meredup secara besar-besaran lebih dari satu abad terakhir. Dengan menggunakan data dari Dasch (Digital Akses ke Sky Century @ Harvard), yang berisi data astronomi dari tahun 1885-1993, penelitian menunjukkan bahwa bintang Tabby telah meredup 20 persen selama 100 tahun terakhir.
Alhasil, bintang Tabby semakin membingungkan, hipotesis segerombolan komet tidak bisa lagi menjelaskan peredupan yang terjadi selama 100 tahun tersebut. Sekadar informasi, KIC 8462852 adalah bintang kelas-F, sedikit lebih panas dan lebih besar dari Matahari, sehingga peredupan 20 persen dalam 1 abad ini jelas sangat misterius.
Sebuah Jawaban Ilmiah
Pekan ini, astronom di Vanderbilt University di Nashville, AS dan di beberapa lokasi lain, mengumumkan studi baru mereka terkait bintang ini. Studi baru ini tidak menjelaskan adanya aktivitas alien yang sedang membangun "megastruktur" untuk menjelaskan misteri fluktuasi cahaya bintang yang aneh ini.
Jawabannya sebenarnya sederhana. Studi yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan kecerahan bintang pada abad ke-20 terakhir ini disebabkan karena pengamatan dilakukan dengan teleskop yang berbeda, sehingga perubahan bukan disebabkan oleh bintang Tabby itu sendiri.
Para astronom menggunakan database Dasch yang sama tetapi melihat 94 luminositas bintang lain selain bintang Tabby. Mereka sedang mencari potensi bias dalam katalog dengan membandingkan bagaimana luminositas bintang bisa berubah dari waktu ke waktu.
"Dalam database tersebut, kami melihat variasi kecerahan sejumlah bintang yang mirip dengan bintang Tabby, dan menemukan bahwa banyak dari bintang-bintang ini mengalami penurunan serupa dalam kecerahannya pada tahun 1960-an," kata Profesor Keivan Stassun, penulis utama studi tersebut. "Ini menunjukkan keanehan cahaya bintang disebabkan oleh perbedaan instrumentasi pengamatan, bukan oleh perubahan kecerahan bintang itu sendiri."